Perdebatan yang sengit dari pertanyaan “Lebih buruk (murahan) yang mana? Berhubungan seks dengan dibayar atau
tidak dibayar?”
Namun ini hanya perdebatan semata.. tidak mencari salah atau
benar. Hanya menilai tanggapan dari teman-teman yang saya ajukan pertanyaan
Dan inilah jawaban dari teman-teman yang saya ajukan
pertanyaan.
Ada yang berpendapat bahwa : Pelacur itu menjual diri karena
kebutuhan hidup, untuk melakukan hubungan seksual mereka dibayar paling tidak
300 ribu per sekali melakukan hubungan seks, sedangkan wanita yang pacaran itu
melakukan hubungan seks dengan GRATIS.!! Mereka lebih murah dari pelacur..
Pendapat di atas dibantahkan oleh teman saya yang satunya .
ia mengatakan bahwa “Wanita yang dibayar lebih murahan dibandingkan berhubungan
seks tidak dibayar (pacar). Murahan karena dia tidak bisa menghargai atau
memberi harga pada dirinya atau tubuhnya”.
Namun ada yang menambahkan argument dari perdebatan itu, yaitu
: “Istri di rumah tidak hanya melayani kebutuhan seks suami, tapi juga masak,
nyuci, nyetrika, ngepel, sampai ngurus anak. Tarif hubungan seks 300 ribu per
sekali main, sebulan anggap ML 15 kali jadi tarifnya 7,5 juta per bulan.. Tarif
pembantu yang bisa masak, nyuci, ngepel, paling tidak sampai 2 juta per
bulan..Tarif babysitter buat ngurus anak bisa sampai 1,5 juta per bulan.. Total
tarif: 11 juta.. Itu harga yang seharusnya dibayar oleh para pria pada wanita
yang ia nikahi, tapi dengan menyandang status sebagai ISTRI maka si pria bisa
mendapatkan layanan itu dengan GRATIS atau paling tidak cuma memberinya uang
makan..”
Seks semestinya tidak dinilai berdasarkan uang, tapi makna.
Seks di luar nikah jika dilihat dari aspek relijius memang tidak bisa dibenarkan,
demikian juga jika dilihat dari aspek normatif seperti etika. Tapi lebih
daripada itu,jika tetap dibarengi dengan rasa tanggung jawab yg besar dan
pemahaman yg mendalam akan arti sebuah konsekuensi, seks di luar nikah adalah
masalah individual, tidak seorang pun punya hak untuk memberikan predikat
ngawur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar